Sabtu, 08 November 2014

Berjaga-jagalah

Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu
akan hal manapun akan saatnya (Matius 25:13)
Setiap orang tentu punya banyak keinginan dalam diri, seperti apa keinginan-keinginan itu ? yang pasti ada kaitannya dengan upaya mempertahankan diri ditengah-tengah dunia ini agar tetap eksis; bekerja dengan tekun, berupaya memenuhi kehidupan keluarga, masa depan anak dan lainnya;
Yesus dalam bacaan kita (Mat.25:1-23) memberi gambaran tentang “Parusia” (kedatangan kembali), melalui perumpamaan tentang sepuluh Gadis yang menanti kedatanganNya (Mempelai Laki-laki). Diantara kesepuluh gadis itu, lima  diantaranya bodoh (tidak memiliki persediaan minyak) dan lima yang lain dikatakan bijaksana karena lebih awal mereka telah menyiapkan persediaan minyak yang cukup (ayat 4).
Ketika waktunya telah tiba; Pelita dari kelima gadis bodoh itu hampir padam, akhirnya mereka harus pergi mencari minyak – sebaliknya kelompok gadis-gadis bijaksana mengambil bagian dalam arak-arakan menyambut mempelai Laki-laki.
Menunggu dalam kaitan dengan perikop ini, adalah keadaan di mana kita tidak bisa memastikan kedatangan yang dinanti-nantikan (ayat 13). Perumpamaan ini adalah contoh dari sikap Iman yang harus ditampilkan dengan benar, untuk tetap berjaga-jaga sebelum mengambil bagian bersama Yesus, ketika waktunya telah tiba (Kedatangan Kedua Kali).
Hanya ada dua pilihan, dan kita diminta untuk memilih salah satu: (1).Jika mempersiapkan diri dengan baik, akan mengambil bagian bersama dengan Dia. (2). Jika persiapan kita seadanya; Orang percaya akan mengalami hal seperti Gadis-gadis Bodoh yang kebingungan karena kekurangan minyak.
Sikap berjaga-jaga pada bagian ini, tidak terbatas pada saat-saat tertentu seperti; Tanggal, bulan atau Tahun; Tidak bisa disangkal bahwa keberadaan Orang Percaya saat ini juga sering memperlihatkan kecenderungan seperti ini; Biasanya kalau Hari Minggu, Ibadah Unit, Sektor, Pelayanan Perempuan, apalagi Ibadah Pelayanan laki-laki biasanya sepi-sepi saja, namun ketika memasuki Natal dan Tahun Baru, banyak orang Kristen Pulang Kampung, Ruang Gereja tidak dapat menampung kehadiran umat yang beribadah; ada kecenderungan lain – jika sesama saudara lagi bermusuhan, dibiarkan saja – tunggu sampai mau merayakan Natal atau Tahun Baru kemudian cari kesempatan untuk menyelesaikan persoalan. Pertanyaannya, bagaimana jika Kristus datang sebelum Perayaan Natal dan Tahun Baru ? ha ha ha ha ha
Kita diharapkan untuk tetap berjaga-jaga (waspada) setiap saat, disetiap helaan nafas kita – entah pagi, siang, maupun malam, bahkan disaat kita tertidurpun, kita hidup bersama-sama dengan Dia (bc.Tes.5:10), mungkin ada yang bertanya-tanya; jika kita tertidur bagaimana bisa kita mengetahui kedatanganNya ? “Berdoa, berdoa dan terus berdoa sebelum tidur juga kan ? berdoa juga salah satu persediaan kita; Bukan tidak mungkin, kalau sedang lelah karena kerjaan di kantor menumpuk, semalaman lembur, kerja di kebun sangat melelahkan, membuat kita lupa akan persediaan kita yang satu ini ;”kalau tidak tidur, lantaran takut Yesus akan datang dan terus begadang, bisa-bisa kehabisan darah ha ha ha ha”.
“Karena kamu sendiri tahu benar-benar bahwa Hari Tuhan datang seperti Pencuri pada Malam Hari (1 Tes. 5:2).
Benar; Kita harus berjaga-jaga, namun penantian kita adalah dalam Iman dan Pengharapan. Tingkah laku dan perbuatan kita akan diuji dalam kaitan dengan berjaga-jaga ini. Yesus menekankan perlunya kesetiaan dan kesiagaan sampai Dia kembali. Perumpamaan ini menekankan bagi Semua orang percaya untuk tekun dalam Iman dan Kesiapan Rohani yang memadai; Minyak dalam perumpamaan ini, melambangkan “Iman yang sejati”.
Sudah tentu; banyak hal telah dialami oleh kita hingga saat ini. Perjuangan hidup yang berat, berupaya memenuhi kebutuhan hidup tiap-tiap hari, menyiapkan masa depan anak-anak; tentu membutuhkan keseriusan dari kita untuk menjalaninya; Sudah pasti Semua itu adalah bagian dari tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai sebuah proses berjaga-jaga. Mengambil bagian secara baik, lewat tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita ditengah-tengah dunia ini adalah juga kebijaksanaan anak-anak Tuhan untuk menanti kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Mungkin persediaan awal telah kita gunakan hingga saat ini, seperti: Melayani Suami dengan setia, menyayangi isteri dan anak-anak,menghormati orang tua, berdoa dan ke Gereja – Tetapi itu saja belum cukup; sebab ada begitu banyak persediaan  yang harus digunakan, seperti: berbuat baik kepada sesama (bc.Ef.2:10), bekerja dengan jujur/tidak korupsi (lih. Yoh.14:12,13), tidak bersumpah dusta (bc. Maleaki 3:5), melayani dengan tulus (Gal.5:13) dan masih banyak lagi persediaan yang harus digunakan oleh kita dalam menjalani hidup ini. Dengan membaca Alkitab, kita akan tahu lebih banyak – apa saja yang telah tersedia dan siap digunakan. Mungkin ada yang mengatakan ; ternyata berat juga jadi “Mempelai Perempuan”, memang berat dan sangat berat – lebih dari sekedar kerja dikebun sampai sore, melaut, lembur sampai pagi dikantor dll. Bahkan, masalah-masalah diseputar hidup keluarga, jemaat dan masyarakat adalah keadaan di mana kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, sebab tanpa penyerahan dan penundukan diri yang sungguh kepada Tuhan; Semua persediaan kita tidak ada gunanya.   
Kesungguhan Iman kita diuji; Yesus hadir di dunia, sekaligus mengambil bagian secara apa adanya dengan seluruh keberadaan umat manusia. Dia mau kita melakukan pekerjaan baik di dunia ini.
Yesus berkata: ‘Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam namaKu Aku akan  melakuannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak’(Yoh.14:12-13).
Perumpamaan tentang “Lima Gadis Bijaksana dan Lima gadis Bodoh”, memberi gambaran bagi kita untuk segera bertindak  dan menyadari seluruh keberadaan kita. Segalanya telah tersedia; tinggal bagaimana kita mengambil dan memanfaatkannya.
Rasul Petrus mengatakan dalam 2 Petrus 3:14,15: “Sebab itu, saudara-saudara yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda dihadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat”.
Jika tidak dimulai dari sekarang, kita akan mengalami kesulitan, bahkan untuk mencari persediaan minyakpun tidak bisa. Mengapa ? Jika waktunya telah tiba; bagaimana bisa kita mencari perbuatan baik , bekerja dengan jujur, tidak korupsi lagi, bagaimana menyatukan keluarga akibat perceraian, atau tidak lagi menyebut nama Tuhan dengan sia-sia – jika saat itu mempelai telah tiba ! dan Dia memanggil satu-persatu masuk dalam kemuliaanNya ! Tidak bisa; Karena segalanya telah berakhir. “Kata orang Menyesal biasanya datang dari belakang”.
Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (Mat.24:22) Mungkin hari ini, besok, lusa, pokoknya siap sedialah.
‘IGNORAMUS IGNORABIMUS’ : saya tidak tahu dan saya tidak akan pernah tahu; Hanya Allah Bapa di Sorga yang tahu. .