Kamis, 17 Oktober 2013

PERSEPULUHAN



Persepuluhan
Maleakhi 3:6-12
By: Okter Tapilouw, S.S i  

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,apakah Aku tidak  membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (ayat 10)

Apa yang sedang diupayakan dalam hidup ini ! Bagi orang percaya – seluruh hidup kita adalah karena Kasih Karunia Tuhan.
Pekerjaan sesehari yang menumpuk dan menyita waktu, kebutuhan material, berupaya memenuhi pendidikan anak, juga kebutuhan rohaniah untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Bagaimana seharusnya kita mewujudkan berbagai hal yang sedang diperjuangkan ?
Di pertanyakan pada ayat 8: “ Bolehkah manusia menipu Allah ? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau ?” mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus !
Bolehkah manusia menipu dari Allah ? atau bolehkah Orang Kristen menipu dari Allah ?
Kebesaran Kasih Allah telah nyata dalam kehidupan kita secara apa adanya. Keterbatasan diri, ketamakan, uang dan harta kekayaan lainnya: Beberapa hal ini, perlu diwaspadai, sebab jika tidak ditata dan dimanfaatkan dengan baik, sangat mungkin berpotensi merusak jati diri anak-anak Tuhan yang harus menyerahkan diri secara utuh kepada Allah. Sudah banyak yang terbukti; ada yang menjauhi dan dijauhi saudara sendiri, hidup hanya berpusat pada materi, mengorbankan orang lain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar – bahkan mungkin untuk memberi bagi Tuhan dalam pelayanan dan kesaksian – adakah orang Kristen yang main perhitungan ?
Firman Tuhan bagi bangsa Israel : “Kembalilah kepadaKu, maka Aku akan kembali kepadaMu.
Kita diharuskan untuk kembali. Dengan tetap berada dijalan Tuhan, maka Tuhan akan berpihak kepada kita. Tidak kurang dari orang percaya yang merasa sudah kembali, atau hidup bersama Tuhan, tapi sebenarnya belum kembali. Saya mengatakan ini, karena banyak dari kita yang sering menipu diri sendiri. Bagi saya : menipu diri sendiri itu, tidak beda dengan menipu Tuhan (ingat kisah Ananias dan Safira).
Ketulusan, kejujuran, dan kerelaan untuk memberi dari hasil kerja keras dan apa yang sedang dinikmati sekarang ini, adalah juga kebahagiaan untuk memuliakan Tuhan, dan dari sanalah kita menjadi penyalur-penyalur berkat bagi orang lain.
10% Rugikah kita ?  ketika kita mendapatkan 10.000,- kemudian memberikan 1.000,-  atau 100,000,- dan memberikan 10,000,- sebagai tanda ungkapan syukur kepada Allah  yang telah menguatkan kita untuk hidup di tengah-tengah dunia ini ?
Firman Tuhan : “Bawalah seluruh persembahan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makan di rumahKu dan ujilah Aku, Firman Tuhan semesta alam, apakah aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”(ayat 10).
Sudahkah kita memberi ? apa yang kita beri ? tuluskah kita ? Atau adakah dari kita yang selama ini belum pernah memberi            persepuluhan ?
Andaikata; Tuhan kita seperti “Rentenir” atau “Tukang Tagih Hutang” !, saya kira ada begitu banyak orang Kristen yang mengunci pintu rapat-rapat, atau melarikan diri, lantaran hutang persepuluhannya sudah menumpuk bertahun-tahun dan sepertinya sulit untuk dilunasi,,,, ha ha ha ha .
Sayangnya Tuhan kita; tidak seperti itu. Dia bahkan menunggu kita untuk segera bertobat dan berbalik kepadaNya. Bagi orang percaya, Yesus Kristus telah menjadi persembahan  yang sempurna, yang rela menyerahkan dariNya menjadi tebusan bagi dunia ini. Karena itu tidaklah salah, jika saya mengatakan bahwa: Apapun yang telah kita terima dari Allah, dan apa pula yang kita berikan bagiNya, akan mencerminkan hati kita; yaitu: Hati yang rela, tulus, jujur dan benar.  Jika kita dipenuhi dengan kerelaan, kejujuran, ketulusan, dan kebenaran dalam hal memberi bagi pekerjaan pelayananNya, maka tidak akan sulit bagi kita untuk melakukannya terhadap sesama. Sepersepuluh saja sudah menyenangkan Tuhan ! Apalagi 15, 20, 30% dan seterusnya yang diberi dengan hati yang tulus dan tidak bersungut-sungut.
Ketulusan dalam memberi persepuluhan itu; bukan seperti orang memberi makan binatang peliharaan, dari sisa (ampas) yang sudah kita makan terlebih dahulu; tetapi Firman Tuhan menegaskan “Bawalah seluruh persembahan itu”, sekali lagi “seluruh”;  Artinya harus 100 % bukan 99 % atau yang sesuai keinginan kita. Kita memang harus memberi, dan pemberian kita itu – harus sesuai dengan keinginan Tuhan; dan yang Tuhan inginkan itu hanya 10 % yang diberikan dengan hati yang 100%.  
Bagi kita yang penuh ketulusan sudah membawa apa yang menjadi Hak Tuhan; Tuhan bahkan mau bilang ke kita: “Ujilah Aku……”.  Semoga !!! 

Senin, 14 Oktober 2013

KEMITRAAN WADAH PELAYANAN LAKI-LAKI & PEREMPUAN JEMAAT GPM WAIHATU (Pantai Hatuhuran - 14 Oktober 2013)

Pdt. Okter Tapilouw, S.Si

 Ibadah Mitra - Wadah Pelayanan Laki-laki dan Perempuan GPM Jemaat Waihaitu, dilaksanakan dalam bentuk Ibadah Pantai
 Materi diskusi Tentang "PERTUMBUHAN JEMAAT" dibawakan oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Waihatu: Pdt. Okter Tapilouw
Mendalami Materi

Singers


Selasa, 01 Oktober 2013

MUNAFIK !!!

Sia-sia saja menyuarakan, keadilan, cinta-kasih, kesabaran dan lainnya yang baik-baik dari mimbar perdamaian pada orang-orang muda yang emosional dan tidak sabaran atau kepada perempuan-perumpuan yang suka ngerumpi, jika ternyata mereka sudah mengetahui "Sang Pengkhotbah" pernah berbohong, berdusta, dan perbuatan jahat lainnya,,,,!!!  
KEMUNAFIKAN ..... 'masalah kronis dalam hati'
KEMUNAFIKAN .... 'seperti menyimpan buah durian dalam peti'
KEMUNAFIKAN... 'kejahatan yang berjalan tanpa terlihat'