Rabu, 22 Agustus 2012

RAPAT TEKNIS

Rapat Teknis Klasis Kairatu
22 Agustus 2012

Berlokasi di Aula Jemaat GPM Kairatu

Pembukaan Rapat Teknis
Oleh: Ketua Klasis Kairatu - Pdt. Y. Z. Matatula, S.Th 

Para Pendeta Klasis Kairatu - Makan Siang Bersama

Makan Siang

Penyegaran Badan
Dipimpin Ibu Sekretaris Klasis kairatu
Pdt. Ny. A. Lohy-Parera, S.Th


Minggu, 19 Agustus 2012

Mengeluh ???

Pepatah India Kuno : "Saya akan terus-menerus mengeluh karena tidak mempunyai sandal, sampai bertemu dengan orang yang tidak mempunyai kaki"

berbagai tantangan, kebutuhan dan harapan setiap orang tentunya berpapasan dengan perubahan demi perubahan yang terus terjadi seiring perkembangan zaman; Bagaimana dengan harapan untuk memiliki sesuatu ? ; Dewasa ini, sering orang lebih menghargai wujud berkat atau materi ketimbang sumber berkat itu sendiri. 

Rasa Kuatir dalam diri setiap orang sangatlah manusiawi, namun jangan membiarkan diri kita dikuasainya; sebab ketika kekuatiran menguasai kita, maka bukan tidak mungkin kita akan menjadi orang-orang yang terus mengeluh karena tidak memiliki atau memperoleh sesuatu sesuai harapan kita, pada hal mungkin saja ada orang lain yang lebih menderita dari kita.

Kamis, 16 Agustus 2012

Bencana Alam

Jalan Raya Menuju Honitetu (Kecamatan Inamosol - Kab. Seram Bagian barat)
Rusak Total




Klasis GPM Kairatu

Serah Terima dan Penyambutan Ketua Klasis Kairatu 2012
Pdt. N. Rutumalessy, S.Th kepada Pdt. Y.Z. Matatula, S.Th


Rabu, 15 Agustus 2012

PROFIL JEMAAT GPM HONITETU


1.      SEJARAH SINGKAT
Dengan berakhirnya perang Alifuru Honitetu melawan Kompeni Belanda, maka berakhirlah masa lalu Honitetu memasuki episode baru dalam keyakinan atau kepercayaan.
Pada tanggal 29 Oktober 1919 dilaksanakan baptisan pertama oleh Pdt.J.L.Moens (Pendeta dari Piru) atas 12 orang, diantaranya Wiliam Lattu; Raja Honitetu ke XII. Tanggal tersebut merupakan momen baru terbentuknya Jemaat GPM Honitetu.
Perkembangan Awal Hunitetu sebagai sebuah jemaat, mulai membangun Gedung Gereja Pertama dipimpin oleh Johanis Manuhuttu (Tete Nani) sebagai kepala tukang Pembangunan Gedung Gereja Tua Jemaat GPM Honitetu sekaligus membantu pelayanan Pekabaran Injil ketika awal-awal berdirinya Jemaat GPM Honitetu mengalami kekosongan Penginjil/Pendeta. Gedung Gereja Tua itu hancur karena di bom oleh sekutu pada Perang Dunia ke II. Dalam Gereja Tua tersebut telah dilaksanakan Baptisan Kudus yang pertama bagi negeri-negeri pegunungan anatara lain Rambatu, Rumberu, Ahiolo, Lohiatala, Malilia dan Hukuanakota.
Jemaat GPM Honitetu teretak diantara beberapa jemaat pegunungan dalam wilayah Klasis GPM Kairatu diantaranya:
·         Sebelah barat berbatasan dengan jemaat GPM Rumahtita
·         Sebelah timur berbatasan dengan jemaat GPM Imabatay
·         Sebelah utara berbatasan dengan Jemaat GPM Hukuanakotta
·         Sebelah selatan berbatasan dengan jemaat GPM Sokowaty
Penginjil/Pendeta yang pernah melayani di Jemaat GPM Honitetu hingga saat ini adalah:
NAMA-NAMA PENGINJIL/PENDETA

1.
Penginjil Jonatan Holle
15.
Penginjil Moses Laiuluy
2.
Penginjil J.P. Hitijahubessy
16.
Penginjil Eliezer Urasana
3.
Penginjil Pelapory
17.
Penginjil Yonadap Lesiela
4.
Penginjil Telapary
18.
Penginjil Lot Umatalale
5.
Penginjil Willem Patiapon
19.
Penginjil Wilhelmus Forweth
6.
Penginjil Sinay
20.
Pendeta Nahumury
7.
Penginjil Soleman Pentury
21.
Pendeta O.E.Noya
8.
Penginjil Goo
22.
Pendeta Benny Silangen
9.
Penginjil Ananias Maruela
23.
Pendeta Amos. L. Silalily, S.Th
10.
Guru Injil Simon Petrus Alfons
24.
Pendeta R.F. Amdery, M.Si
11
Pendeta Mikhael Warbal
25.
Pendeta M.O.Tapilouw, S.Si s.d sekarang
12.
Penginjil Julius Unmehopa


13.
Penginjil Isak salamoni


14.
Penginjil Wilhelmus Forweth


2.      KEADAAN DEMOGRAFI
Jemaat GPM Honitetu memiliki 56 KK dengan jumlah jiwa 256 orang –  laki-laki 130 orang dan perempuan 126 orang

3.      KEADAAN PELAYANAN
Jemaat GPM Honitetu dilayani oleh satu orang Pendeta (Pdt. M.O. Tapilouw) dibantu oleh 4 orang Penatua dan 4 orang diaken.
Memiliki 2 Sektor Pelayanan, 4 Unit Pelayanan, 1 Wadah Pelayanan Laki-laki, 1 wadah pelayanan perempuan, satu wadah SM-TPI, dan 1 organisasi AMGPM Ranting Maranatha. 



Pdt. M. O. Tapilouw, S.Si


JIWA YANG MENANTI (Maz. 130:1-8)


Oleh: Pdt. M.O. Tapilouw, S.Si

Harapan dikala kita sedang menunggu sesuatu atau seseorang, selalu membuat kita merasa ingin cepat memiliki, atau ketemu. Mengapa ? sebab biasanya penantian selalu membuat kita merasa lelah, tidak sabar, naik darah, apalagi yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Pendek kata, menanti itu adalah sebuah pekerjaan yang cukup membosankan; dan yang pasti semua orang yang berada dalam posisi ini ingin cepat dan tidak mau berlama-lama. Benar kan?
Hal ‘menanti’ bagi orang Kristen bukan lagi suatu  yang asing, apalagi kalau itu ternyata berhubungan dengan iman kita kepada Allah dalam Yesus Kristus; buktinya Sekarang kita sedang berada di minggu-minggu Adventus (Minggu penantian). Siapa yang dinantikan ? Pemazmur mengatakan pada ayat 5 “ Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya”.
Itu berarti, menanti bagi orang percaya, bukan seperti orang yang sedang marah-marah lewat Telpon Genggam/HP, kemudian memaksa yang ditunggu untuk segera datang – atau menunggu ikan yang sedang dibakar, mencim aromanya dan ingin segera disantap.
Kita sedang menanti; dan yang Kita Nantikan itu adalah Tuhan Kita Yesus kristus yang tidak hanya terbatas pada waktu tertentu seperti Tanggal 25 Desember/Hari Natal, tetapi Dia yang dinantikan adalah yang akan datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan hakim yang adil; Kapan waktunya? ‘yang tahu cuma Allah Bapa di Sorga’
Ini yang luar biasa – Mengapa luar biasa ? sebab yang kita tunggu itu bukan teman atau sahabat kita yang biasanya tidak menepati janji; tetapi yang ditunggu adalah Tuhan kita. Itu berarti bukan kita yang memutuskan, tetapi Dialah yang memutuskan,,,, sederhananya, karena Dia berkuasa atas kita maka  tugas kita adalah menunggu dan terus menunggu. Seperti inilah yang dikatakan pemazmur pada ayat 6 “Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi”
Jadi persoalan berada dalam “penantian yang panjang” terletak pada kesabaran dan tahan uji. Tidak kurang dari Orang Kristen  pada umumnya ketika berada dalam kesusahan – berdoa dan terus berdoa mengharapkan balasan dari pihak Tuhan, namun adakalanya penantian kita yang penuh doa itu dirusakan oleh ego kita yang menginginkan kehendak kita yang jadi. Kita sulit menunggu berlama-lama – karena itu ada juga yang merasa bosan dan mengambil jalan pintas; jalan yang gampang ditempuh, yang tidak mau berlelah-lelah dikebun, yang tidak tahan melihat orang lain sukses, yang ingin cepat kaya kemudian mencuri, menyusahkan sesama dengan rupa-rupa perbuatan  yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Kita diharapkan untuk tetap berdoa (ay 1, 2), tetapi bukan hanya sekedar berdoa ketika  sedang sekarat atau tidak punya ini dan itu. Doa  yang baik adalah yang mengakui kesalahan dan keterbatasan diri (ay 3), serta membiarkan Tuhan berencana terhadap kita. Apa rencana Tuhan Terhadap kita ?. Jangan asal menebak; Kita hanya bisa menanti, dan di dalam penantian itu, kita diharapkan untuk segera keluar dari kesalahan dan dosa yang sedang melilit hari-hari hidup bersama keluarga dan orang lain disekitar.
Harus diakui bahwa: ada saja kendala demi kendala yang mengambil bagian dalam segi-segi kehidupan yang bervariasi. Namun, bersama Tuhan dan atas pertolonganNya, kita dimungkinkan untuk mengatasi masalah, dan diantar keluar untuk semakin menyadari Kasih Tuhan yang tidak hanya diam bersama kita, tetapi orang lain juga. Ini penting karena Kelahiran Kristus  adalah untuk membebaskan Semua Umat manusia dari dosa yang membelenggu. Ini baru namanya “IMANUEL” Allah beserta kita – bukan hanya beserta pendeta saja, tetapi menyertai majelis jemat, menyertai yang kaya, miskin, perempuan, laki-laki, tua, muda, kecil dan besar juga. Intinya semua orang dalam segala keadaan, tugas dan tanggung jawab. 
Karena itu, “Jiwa yang menanti-nantikan Tuhan” adalah juga jiwa yang harus menyatu dalam persekutuan dengan orang lain, hidup dalam ketulusan dan berupaya menjauhi perbuatan jahat – memungkinkan orang lain menerima kita dengan tangan terbuka; Meskipun begitu, bukan berarti kita sudah aman dan tidak ada masalah lagi, selebihnya kita harus tetap menyadari bahwa ada begitu banyak kemungkinan yang bisa membahayakan kita ditengah-tengah dunia yang telah ganas ini.
Prinsipnya, kalau kita sedang menantikan Tuhan; itu berarti seluruh keberadaan kita juga sedang dinantikan;  keberadaan yang bisa dipercaya; keberadaan yang bisa dicontohi; keberadaan yang tidak sekedar membanggakan diri karena kebaikan sehari tetapi besoknya tidak baik; keberadaan yang tetap berbuat baik dan saling membebaskan dan berharap pada kasih setia Tuhan yang sedang memelihara kita. Sebab Dia yang sedang kita nantikan adalah Dia yang akan membebaskan kita yang tabah menanti dan tetap melakukan kehendakNya. Amin !!!

Serili, Desember 2010

DAMPAK PEMBANGUNAN KANTOR CAMAT INAMOSOL

 Tanah Longsor Akibat Pembangunan Kantor Camat Inamosol Kab. Seram Bagian Barat yang berlokasi di Negeri Honitetu, belum teratasi. 



Foto

                                                              Pastori Jemaat GPM Honitetu