Jumat, 08 Maret 2013

Meskipun Cuma Remah-Remah




MATIUS 15:21-28
Semua yang diberikan Bapa kepadaKu
akan datang kepadaKu,
dan barangsiapa datang kepadaku,
ia tidak akan kubuang (Yohanes 6:37)
Jika disimak secara baik Perikop bacaan ini (Matius 15:21-28); “terkesan” Yesus tidak mempedulikan orang-orang yang bukan umat Israel – Ingat, yang saya maksudkan “terkesan”, saya tidak mengatakan kalau Yesus tidak peduli.
Kisah perempuan Kanaan yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan, namun sepertinya Yesus tidak menggubris seruan perempuan itu (ayat 22-23). Yesus bahkan mengatakan kepada perempuan itu sebagai “tanda penolakan”; Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Umat Israel” (ayat 24; bnd.Mat.10:6; Rm 15:8).
Yang menarik disini adalah, perempuan Kanaan itu bersikeras dan tidak mau menyerah “sekalipun sudah ditolak”. Dikatakan pada ayat 25: “tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: Tuhan tolonglah aku”.
Meskipun perempuan Kanaan itu berasal dari bangsa yang tidak mengenal Allah Israel, dia mau mengakui Yesus sebagai Tuhan. Hal ini perlu dilihat sebagai “sebuah perubahan” (tanpa pertobatan tidak ada perubahan). Yang lebih menegangkan lagi, sekalipun Yesus sudah disembah sebagai Tuhan, Dia tidak serta-merta menonjolkan diri, sebagai yang berkuasa untuk menyembuhkan (membuat mujisat), lebih dari itu, Yesus mengatakan: “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (ayat 26). Sangat mungkin: “anak-anak” yang dimaksudkan Yesus dalah Umat Israel dan “anjing” adalah orang kafir yang tidak mengenal Allah.
Perempuan Kanaan itu segera menyadari maksud yang terkandung dari perkataan Yesus, sekaligus mengiyakannya. Perempuan itu berkata: “ Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”.
Perkataan perempuan itu, lebih jauh menunjukan sebuah penundukan diri dan kepasrahan penuh dengan segala keterbatasan yang apa adanya. Dengan menyembah Yesus, dia tidak meminta banyak, sebaliknya “Cuma Remah-Remah”, kata orang Ambon” Ampas jua seng apa-apa”.
Akhir dari dialog itu, Yesus mengabulkan permohonan perempuan tersebut, “dan seketika itu pula anaknya sembuh”.
Satu hal yang perlu dimaknai oleh kita bahwa bukan sekedar mujizat atau kesembuhan – lebih dari itu, keyakinan iman yang sungguh untuk terus- menerus datang kepada Tuhan, yang mengakibatkan apa yang kita harapkan dariNya terjadi dalam hidup kita.
Disembuhkannya anak perempuan kanaan itu, mengisyaratkan bahwa Yesus yang kita imani adalah Tuhan yang berpihak juga kepada bangsa-bangsa lain. Yesus mengatakan dalam Injil Yohanes 6:37 “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan ku buang”.
Orang percaya adalah kita yang harus terus berada dalam dialog yang terbuka dengan Tuhan setiap saat, untuk menyerahkan seluruh hidup dan kerja kita yang penuh dengan berbagai keterbatasan dan kesalahan, supaya dimampukan oleh Roh Kudus.
Tuhan yang berkuasa atas seluruh hidup kita, adalah Dia yang mengetahui segala keianginan dan keluhan kita; Karena itulah Pemazmur mengatakan dalam Mazmur 38:10 “Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku dan keluhkupun tidak tersembunyi bagimu”.
Terkadang, doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan; sepertinya terkesan Tuhan tidak peduli, Jangan lupa dialog antara Perempuan Kanaan dengan Yesus. Yesus tidak serta merta meloloskan keinginannya, tetapi dia diuji terlebih dahulu. Artinya, apapun yang akan kita gadapi disepanjang perjalanan hidup ini, dan apapun juga yang kita ingini dan harapkan dari Tuhan – yang pasti Yesus menunggu keyakinan iman yang sungguh dari kita.
Biasanya yang sering terjadi adalah: Jika sudah mendapatkan yang diinginkan; lupa Tuhan. Kebanyakan dari orang percaya zaman ini,  sulit untuk menerima  kalau yang diperoleh hanya remah-remah/”ampas”, sebaliknya maunya banyak. Tidak salah jika kita menginginkan yang banyak, terbaik dan memuaskan; tetapi apa gunanya semua itu, jika hidup untuk diri sendiri – lupa saudara yang membutuhkan – mau membantu tetapi pakai perhitungan untung- rugi.
Saya kira, kita harus belajar dari Perempuan Kanaan itu, kalau bisa “Ampas Jua Seng Apa-apa”.
Yesus pernah mengecam beberapa kota (bc. Matius 11:20-24). Dalam Matius 11:21 Yesus mengatakan “ Celakalah engkau Khorazim ! Celakalah engkau Betsaida ! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung”.
Sederhananya; Tuhan tidak mau kalau iman kita hanya berpatokan pada “mujizat semata”, tetapi iman yang sungguh dalam kata dan perbuatan untuk mencari Dia dalam doa dan kepasrahan, serta membiarkan diri dituntun oleh Roh Kudus, sehingga dalam kelemahan dan keterbatasan, kita dimampukan untuk menanti jawaban Tuhan. Ini yang Yesus tunggu dari kita. Amin !!!