Senin, 22 April 2013

MELAYANI BERSAMA YESUS (Sebuah Refleksi)



Rasul Paulus mengenal Yesus Kristus,p  bukan karena apa yang orang katakan, ataupun pengetahuan yang sempurna melalui “hikmat” (bc. I Kor. 1:21), melainkan ia mengenal Kristus melalui pengenalan sendiri; Perjalanan ke Damaskus, membuat “Saulus” harus bertekuk lutut dihadapan Allah (lih. KPR.9:3-15). Untuk setiap perjalan hidup, kemana arah yang akan dituju !, apa yang dicari ! mengharuskan orang percaya mengenal lebih dalam tentang siapa sebenarnya yang menuntun hari-hari hidup ini; Karena itu, tidak ada salahnya jika kita meluangkan waktu membuka Alkitab, untuk menemukan cara yang tepat; Ibrani 11:6 menggambarkan bahwa untuk mengenal Allah, harus memulai dengan mengakui bahwa Allah ada. Lebih dari itu, untuk mengenal Allah dengan baik, kita harus aktif dan selalu berada dalam “gerakan mencari” serta menyerahkan segalanya – bukan dengan separuh hati – untuk menggiring kita datang lebih dekat kepada Yesus Kristus yang telah menyatakan Allah pada kita.
Dibalik realitas kehidupan, ternyata untuk menuju pada pola hidup yang berkualitas dan khas Kristen tidak semudah membalik telapak tangan. Kenyataannya, praktek-praktek hidup “manusia zaman ini” membuktikan bahwa: banyak orang gagal merespons kasih dan penyertaan Allah “Narkoba, Sex Bebas, pelanggaran HAM, penyalahgunaan Kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme dan kemerosotan moral lainnya” cukup menjawab kegelisahan kita selama ini.
Pengalaman hidup tiap-tiap orang, tentunya akan membentuk cara pandang serta wawasan dan pengetahuan; yang pasti komitmen turut dibangun ketika orang ingin menggapai sesuatu. Dalam medan gumul pelayanan di Jemaat – keadaan masyarakat yang didalamnya “budaya/ kebiasaan, strata sosial, pendidikan, pekerjaan yang digeluti setiap hari, dll”,    sangat mempengaruhi kehidupan orang percaya  dengan segala konsekuensi yang dijalani; Dan pada titik tertentu, jika tidak dibarengi dengan disiplin diri dan bertanggung jawab; maka persoalan diseputar medan gumul pelayanan akan sulit teratasi. Maksud saya dengan disiplin diri dan bertanggung jawab adalah Iman kepada Yesus Kristus harus benar-benar nyata dalam tindakan tutur kata dan perbuatan untuk menjaga kekudusan; sebab sering kali, kasih dan persaudaraan menjadi taruhan jika muncul masalah. Seperti inilah yang harus dinampakan – bahwa Iman dan keyakinan orang percaya itu, tidak hanya berhenti di mimbar-mimbar gereja; Bukan hanya anggota jemaat, tetapi pelayan Gereja (Pendeta, penatua dan diaken) juga, jangan Cuma menasihati, bisa berkhotbah dan lainnya yang tercetus dari bibir – lebih dari itu; kita juga harus bisa mengeluarkan keringat dengan kerja keras yang benar dalam bentuk apapun demi kebaikan bersama.
Dikatakan dalam I Petrus 1:13-16 : …. “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus kristus.
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang Kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab aku kudus”.
Mengisyaratkan bagi kita untuk menampakan jati diri yang sesungguhnya, dan belajar dari kehadiran Kristus serta karya keselamatan-Nya bagi dunia; sehingga orang lain bisa melihat dan merasakan bahwa ada sesuatu yang beda dan khusus dari kita, punya arti dan bisa dijadikan teladan. Teladan bagi anak-anak, teladan bagi pemuda-pemudi, teladan bagi orang tua dan teladan bagi mereka yang sering disepelekan dalam jemaat dan masyarakat (Penyandang cacat, janda, duda, anak yatim atau yang mengidap penyakit tertentu).
Bagaimana dengan Paulus ? dalam kesetiaan dia menjadi teladan dalam mengabarkan Injil Yesus Kristus. Apakah ini sudah cukup ?
Untuk menjadi seutuhnya Murid Kristus, setia saja belum cukup untuk menjadi teladan sebab dalam menjalani hidup dengan segala tantangannya orang percaya harus sabar, taat, berkorban dan tangguh dalam menghadapi masalah.
Benarkah dalam segala hal kita bersama Yesus ? ataukah ada yang perlu dikritisi ulang !
Saya beranggapan bahwa orang percaya harus terus mengkritisi diri dan menilai ulang perjalanan hidup sebelumnya – jangan-jangan kita terlalu egois, merasa benar sendiri bahkan menganggap diri lebih berharga dari orang lain; Sekarang ini, banyak sekali orang percaya yang takut hidup susah kemudian membiarkan harta kekayaan, kedudukan dan kenikmatan hidup lainnya membungkus (membentengi) waktu-waktu kita dengan Tuhan (Maz.62:11), sehingga untuk semua itu, kita (Pelayan Gereja, Guru, Aparat Keamanan, Pejabat Pemerintah dan lainnya dalam fungsi pelayanan masing-masing) menjadi orang-orang yang dekat dengan Tuhan hanya di kulit atau sekedar penampilan “tetapi praktek hidup bersama setan”  ; Adakah yang seperti itu?
“Bersama Yesus Dalam Pelayanan” …. Kata-kata yang sangat enak didengar, tetapi kebanyakan dari kita yang beranggapan telah melakukan segalanya bersama Yesus, terkesan seperti orang-orang yang belum menemukan Yesus
Saya sarankan: Untuk menemui Yesus dan bersama Dia dalam melayani – jangan jauh-jauh kita mencari atau memikirkan hal-hal yang lebih tinggi, yang sama sekali sulit untuk dicapai seperti Keilahian Yesus. Terkadang “orang percaya” menginginkan kalau bisa memiliki “kuasa tertentu” sehingga orang lain di sekitar (warga jemaat) menjadi yakin, segan, takut, dll. Untuk hal yang satu ini, kita harus tetap sadar bahwa Yesus memulai karya penyelamatan-Nya dengan sikap menghamba, bukannya membanggakan diri dengan kuasa yang dimiliki-Nya. Karena itu dapat dikatakan bahwa untuk dipenuhi dengan kuasa Allah, kita harus mewujudkan seluruh keberadaan dalam sikap yang benar-benar menghamba dengan kesetiaan dan kebijaksanaan kepada Yesus Kristus Hamba Agung sekaligus Tuhan atas kita (Bc. Matius 24:45-51). Yakinlah kita pasti menemukan Yesus yang siap menolong kita dalam melakukan fungsi, tugas dan tanggung jawab di medan gumul pelayanan masing-masing; Sebab Tuhan ada di dekat kita…. “Ia tidak jauh dari kita masing-masing (KPR.17:27).

Tidak ada komentar: