PELATIHAN DAN WORKSOP OIKUMENE
(sebuah catatan)
Di Jemaat GPM Waisamu, 20-21 Juli 2014
Oleh: Okter Tapilouw
Pelatihan dan Workshop Oikumene dilaksanakan oleh Departemen Keesaan dan Hubungan
Agama-agama Sinode GPM di Klasis Kairatu Jemaat GPM Waisamu sebagai Tuan Rumah pada tanggal 20-21 Juli 2014 dengan dihadiri oleh Utusan
dari 7 Klasis (Kairatu, Masohi , Seram
Barat, Taniwel, Wahai, Teluti, Seram Timur) turut serta juga dalam kegiatan ini utusan dari Gereja-Gereja
Saudara.
Peserta yang hadir dalam kegiatan
ini adalah 44 orang.
Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan
dengan paparan materi dan konsep dan diskusi kelompok. Kelompok dibagi menurut Klasis dan Gereja Saudara per Kelompok. Tujuan
dari pembagian kelompok ini untuk membangun “proses penggalian harapan” tentang konsep risiko dari
pandangan orang Kristen tentang Hubungan Oikumenis, sehingga dapat diperoleh
informasi yang tepat terkait dengan identifikasi dan diskusi masalah pada level
pengambil kebijakan, keputusan dan strategi pelayanan di tingkat jemaat, Klasis dan Sinode.
Kegiatan Pelatihan dan Worksop
Oikumene ini juga menghadirkan 3 (tiga) orang pembawa Materi Penting terkait
dengan membangun hubungan kebersamaan diantaranya:
No.
|
Pembawa Materi
|
Materi
|
1.
|
Prof. Hermien. L. Soselissa
|
Prespektif Sosial Budaya dalam
Membangun Hubungan Damai dengan Semua Orang
|
2.
|
Abdul Manaf Tubaka, M.Si
|
Membangun Perdamaian Antar Iman
(Sudut Pandang Islam)
|
3.
|
Pdt. DR. Lies Mailoa – Marantika
|
Membangun Kesadaran Oikumenis
dalam Rangka Misi Kristus
|
Materi sajian yang dipaparkan turut membuka wawasan berpikir Peserta untuk
kemudian dapat menggali model-model hidup bersama yang dapat menolong keperbedaan dalam berbagai segi
kehidupan ( budaya, agama, denominasi gereja dan lainnya). Beberapa hal yang
menjadi focus perbincangan antara lain:
1)
Budaya Pela Gandong hendaknya
dilihat sebagai media yang baik untuk
mengatasi konflik antar denominasi gereja.
2)
2 hal penting untuk membangun
perdamaian antar iman baik muslim maupun
Kristen adalah
Ø harus dapat menghilangkan “Truth Claim Eksklusif (merasa
paling benar dan orang lain salah)
Ø Merubah paradigm/cara pandang terhadap agama “bahwa agama hanyalah alat” sehingga
model dialog yang ditawarkan untuk membangun perdamaian antar iman adalah :
Dialog Kehidupan (perjumpaan yang tulus), Dialog Kerja Sosial, Dialog Monastis
(Pertukaran pengalaman religious), Dialog Doa (semua agama berdoa bersama),
serta Dialog Teologis untuk mencari titik temu dan perbedaan
Ø Pikiran Rekomendatif untuk dapat membuat Program-program hidup bersama antara GPM dan MUI
Add caption |
3) Membangun
Kesadaran Oikumenis dalam Rangka Misi Kristus.
Pdt. Ny. DR.
Lies Mailoa – Marantika mengedepaankan tentang Regulsi peraturan pokok, PIP-
RIPP GPM dan 3 profil bergereja “umat, pelayan dan lembaga”, serta
kontribusi GPM pada berbagai level (Indonesia,
Asia dan dewan gereja-gereja sedunia)
Bersamaan
dengan itu,Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB) yang menjadi penekanan
bersama merupakan strategi yang meletakan kerangka dasar bersama gereja-gereja
anggota persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI). Menurut Dr. Lies
Mailoa, Persekutuan atau Kebersamaan
harus mengakar kalau tidak hanya bersifat kosmetik yang mudah hilang.
Ditegaskan bahwa baptisan menyelam atau percik itu hanyalah cara dan bukan
tujuan. Bahwa inti baptisan itu adalah dibaptis dalam nama Allah Bapa dan Roh
Kudus.
beberapa gagasan yang coba
dikedepankan guna mewujudkan kesadaran oikumene adalah :
-
Berbagi sumber daya: kepakaran,
pengetahuan
-
Advokasi untuk kemanusian
-
Merumuskan “code of conduct”
kehidupan beroikumene ditingkat komunitas
-
Dialog teologi
-
Dialog kerohanian dll yang bisa di
kembangkan
-
Merumuskan kode etik kehidupan
beroikumene
-
Asvokasi untuk kemanusiaan
-
Stigmatisasi gereja perlu
dihilangkan
Kesimpulan
kegiatan pelatihan dan workshop oikumene yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan. Beberapa hal yang telah dirampung akan ditindak lanjuti pada level sinode.
kegiatan pelatihan dan workshop oikumene yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan. Beberapa hal yang telah dirampung akan ditindak lanjuti pada level sinode.